Bagi Ibu yang sedang menjalani kehamilan pertama, mendengar istilah medis seperti "plasenta anterior" saat pemeriksaan USG mungkin terasa asing dan memicu rasa khawatir. Namun, Ibu bisa bernapas lega karena posisi plasenta di dinding depan rahim ini umumnya sangat normal dan tidak membahayakan perkembangan si Kecil.
Meskipun berfungsi sebagai bantalan pelindung yang aman, posisi ini memang memiliki karakteristik unik. Ibu mungkin akan sedikit lebih sulit merasakan getaran tendangan si Kecil atau dokter memerlukan waktu ekstra saat mencari titik detak jantung janin karena terhalang "bantalan" tersebut. Selain itu, dokter akan tetap memantau posisinya secara berkala untuk memastikan plasenta tidak bergeser ke bawah menutupi jalan lahir (plasenta previa).
Yuk, pahami lebih dalam mengenai kondisi ini agar Ibu bisa menjalani masa kehamilan dengan lebih tenang dan percaya diri!
Plasenta anterior adalah keadaan ketika posisi plasenta ada di depan dinding rahim yang disebut anterior. Bentuknya seperti bantalan sedikit tebal yang biasanya membuat gerakan Buah Hati terasa lambat. Keadaan ini bukanlah masalah yang serius. Ketika Ibu mengalami ini, Ibu bisa tenang.
Sebagai informasi, rahim memiliki dinding depan (anterior), belakang (posterior), atas (fundal), dan bawah (previa) dan posisi anterior adalah salah satu tempat penempelan yang sehat. Jadi, kesimpulannya, plasenta anterior bukanlah sesuatu yang berbahaya atau tidak normal. Jika hal ini terjadi pada Ibu, maka ini masih tergolong wajar.
Sebagai informasi, posisi plasenta anterior itu ada di bagian depan dinding rahim. Lebih tepatnya berada di antara Buah Hati dan dinding perut Ibu. Posisi ini tidaklah mutlak karena selama masa kehamilan, plasenta bisa bergerak juga di atas dan di samping dinding rahim. Menunjukkan posisi di anterior adalah normal seperti yang lain.
Posisi plasenta biasanya akan terdeteksi ketika Ibu melakukan USG. Akan terlihat di masa Trimester Pertama seperti yang sedang Ibu alami saat ini, tapi sering kali baru dibahas secara detail dan terlihat pasti di Trimester Kedua sekitar minggu ke-18 hingga ke-20.
Pada umumnya, plasenta dapat mengalami perpindahan atau bergeser seiring pembesaran rahim. Pergeserannya bisa terjadi di anterior ke posterior ke fundal. Dokter tidak akan mengeceknya kecuali jika plasenta menghalangi jalannya lahir. Ini baru posisi yang perlu diantisipasi lebih lanjut.
Ibu yang baru pertama kali hamil, tidak perlu khawatir soal plasenta anterior yang bisa terjadi. Tidak ada pantangan khusus karena dari trimester awal ini Ibu sudah berusaha menjaga nutrisi kehamilan dengan baik. Hanya saja mungkin ada pengaruhnya pada sensasi gerakan Buah Hati yang Ibu rasakan di perut.
Plasenta yang posisinya di depan dinding rahim fungsinya menjadi bantalan atau seperti lapisan kedua. Akibatnya berpengaruh pada gerakan janin yang Ibu rasakan jadi lebih lambat atau tendangan yang terasa lebih ringan. Sementara sensasi untuk merasakan gerakan janin ini penting.
Ibu baru mengalami kehamilan pertama perlu mengetahui hal ini karena penting. Gerakan yang normal pada janin yang sehat, biasanya Buah Hati akan menendang minimal 10 kali dalam waktu 2 jam. Ini bisa menjadi patokan bagi Ibu walaupun sensasi gerakan berkurang akibat dari plasenta.
Posisi plasenta anterior biasanya tidak mempengaruhi persalinan normal. Ibu bisa tetap melakukan persalinan normal. Jadi, tidak perlu khawatir soal ini.
Namun, perlu dilihat lebih jauh jika plasenta anterior menyebabkan posisi Buah Hati jadi Occiput Posterior (OP). Posisi ini terjadi ketika punggung bayi sejajar dengan punggung Ibu. Risikonya termasuk minor, selama persalinan mungkin waktunya lebih lama atau lebih sakit. Biasanya Buah Hati akan berputar sendiri ke posisi sebaliknya ketika persalinan.
Jika diharuskan operasi caesar, tenang saja karena Dokter akan melakukan sayatan di lokasi yang aman. Buah Hati bisa lahir dengan selamat. Ibu pun tetap sehat.
Di luaran sana banyak misinformasi yang beredar soal plasenta anterior. Ibu hanya perlu percaya pada informasi medis yang akurat. Di sini akan dijelaskan mitos-mitos yang tidak benar mengenai plasenta anterior.
Ibu sudah mengetahui plasenta anterior tidak menimbulkan masalah, tapi Ibu perlu waspada ketika plasenta menghalangi jalan lahir. Posisi ini disebut sebagai plasenta previa. Plasenta berada di bawah atau menempel di dinding rahim.
USG rutin yang bisa Ibu lakukan sejak awal bisa mendeteksi di mana posisi plasenta secara tepat. Posisi plasenta berada di bawah selain menyebabkan jalan lahir tertutup bisa menyebabkan komplikasi yang serius. Namun, tenang saja masalah ini bisa diatasi dengan penanganan yang tepat oleh dokter yang ahli.
Walaupun plasenta anterior itu normal, ada komplikasi yang terjadi akibat plasenta pervia atau masalah plasenta lainnya. Gejala awal yang paling sering terjadi adalah pendarahan yang tidak disertai nyeri dan darahnya ringan. Walaupun sedikit, Ibu perlu segera ke dokter untuk berjaga-jaga.
Kontraksi rahim yang cepat dan konstan padahal belum waktunya bersalin, nyeri punggung dan perut yang parah, penurunan gerakan janin yang cukup signifikan juga menjadi hal yang perlu Ibu perhatikan. Biasanya gejala komplikasi ini tiba-tiba terjadi. Jangan ragu untuk mendatangi dokter karena penanganan yang cepat lebih baik.
Jadi, dapat disimpulkan plasenta anterior bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan oleh Ibu karena tidak menyebabkan hal yang serius. Ibu harus waspada ketika plasenta previa yang terjadi. Plasenta anterior juga tidak ada hubungannya dengan asupan nutrisi yang kurang.
Yang penting Ibu berusaha merawat diri dengan baik dari trimester awal dan menikmati masa kehamilan yang waktunya terbatas. Ibu hanya perlu fokus pada hal-hal yang bisa dikontrol seperti melengkapi nutrisi seimbang, istirahat yang cukup, dan kontrol rutin.
Jangan lupa untuk selalu terbuka pada dokter di saat pemeriksaan, sehingga dokter bisa memberikan saran yang tepat untuk kesehatan Ibu dan Buah Hati. Di kehamilan pertama ini Ibu perlu banyak bertanya juga pada dokter agar mendapatkan informasi yang tepat.
Hal yang tidak kalah penting adalah memastikan asupan nutrisi Ibu dan Buah Hati terpenuhi dengan baik sejak trimester 1. Agar Buah Hati tumbuh lebih sehat dan optimal, baca selengkapnya tentang Nutrisi untuk Ibu Hamil.