Ternyata Begini Reaksi Janin Saat Ibu Menangis!

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Ternyata Begini Reaksi Janin Saat Ibu Menangis!

Bonding antara ibu hamil dengan janin ternyata sudah terbentuk sejak bayi masih berada di dalam kandungan. Kedekatan fisik serta emosional ini membuat bayi dapat merasakan apa yang sedang ibu lakukan dan rasakan. Mulai dari makanan, minuman, serta segala aktivitas yang dijalani, bayi juga merasakannya. Tak hanya itu, rasa cemas, sedih, marah, serta gelisah juga dapat dirasakan oleh janin ketika emosi ibu sedang tidak stabil.

Tak bisa dipungkiri, perubahan tubuh serta emosi pada ibu hamil dapat meningkatkan depresi dan kecemasan pada ibu hamil. Bahkan sekitar 10% dari ibu hamil mengalami depresi selama masa kehamilan. Baik depresi yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal.

Namun hati-hati Bu, ternyata depresi memiliki dampak negatif pada janin. Jika terus menerus terjadi, pertumbuhan serta perkembangan janin akan terganggu. Berikut ini akan dipaparkan secara jelas mengenai bagaimana reaksi janin pada saat ibu menangis, bersedih, serta cemas pada saat hamil.

Reaksi dan Dampak Pada Janin Saat Ibu Menangis

Tanpa ibu sadari, ternyata perasaan cemas dan sensitif pada saat hamil cukup berpengaruh terhadap kondisi janin. Jika ibu menangis, ada beberapa reaksi bayi yang berdampak pada perkembangan janin itu sendiri. Apa saja reaksi dan dampaknya?

1. Perkembangan Psikis Terganggu

Ibu hamil memang lebih sensitif dan mudah menangis selama kehamilan. Sebenarnya hal ini wajar terjadi karena pengaruh hormon. Sama seperti ketika menstruasi, wanita juga akan lebih sensitif dalam hal emosi. Namun, sebaiknya ibu harus tetap dapat mengontrol rasa cemas dan sensitif pada saat mengandung. Ibu tidak boleh menangis terlalu sering.

Pasalnya, ibu yang menangis saat hamil ternyata dapat mengganggu perkembangan psikis janin.

Ibu yang stres dan sering menangis rupanya berdampak secara psikologis pada janin, baik saat dilahirkan maupun nanti ketika beranjak dewasa. Hal ini dikaitkan dengan perasaan sedih ibu yang mengganggu kenyamanan janin di dalam rahim. Bahkan jika sejak di dalam kandungan, janin sudah kerap merasakan emosi negatif dari ibu, bukan tidak mungkin si kecil akan tumbuh menjadi pribadi yang rewel, cengeng, dan sulit menerima diri sendiri.

2. Gangguan Pertumbuhan Fisik

Rupanya reaksi janin saat ibu menangis tidak hanya mengganggu perkembangan psikis saja, melainkan juga pertumbuhan fisik janin di dalam kandungan. Ibu yang kerap mengalami depresi akan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Perlu ibu ketahui bahwa pada saat menangis, cemas, dan stres, aliran darah dari ibu ke bayi menjadi tidak lancar. Akibatnya, bayi kesulitan mendapatkan nutrisi dari ibu.

Tidak heran jika pertumbuhan bayi secara fisik akan terganggu, akibat ibu terus menerus bersedih. Menikmati kehamilan sangat dianjurkan untuk ibu hamil, agar menimbulkan reaksi janin yang positif ketika ibu tertawa dan bahagia.

3. Terhambatnya Suplai Oksigen

Masih ada dampak yang ditimbulkan ketika ibu hamil menangis, yaitu terganggunya suplai oksigen dari ibu ke janin. Ketika ibu menangis karena stres, maka pembuluh darah akan menguat lantaran produksi hormon norepinephrine meningkat. Akibatnya, sirkulasi serta suplai oksigen ke janin menjadi berkurang dan akhirnya terhambat.

4. Risiko Kelahiran Prematur

Reaksi janin saat ibu menangis berikutnya adalah dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur pada bayi. Ibu yang stres kemudian menangis terus menerus, bisa mengakibatkan plasenta menghasilkan banyak hormon peles CRH yang merupakan hormon pengatur jangka waktu kehamilan. Jika hormon ini terus menerus diproduksi, maka janin akan lebih cepat lahir dari jangka waktu yang semestinya. Padahal, pada waktu tersebut kondisi janin belum matang dan belum siap dilahirkan.

5. Hiperaktif

Ibu yang stres dan menangis tanpa sebab di masa kehamilan juga berisiko mengakibatkan janin hiperaktif ketika dilahirkan. Hal ini dikarenakan kadar kortisol yang meningkat sehingga mempengaruhi kondisi plasenta. Padahal fungsi plasenta sendiri adalah untuk melindungi janin dari kortisol.

Janin yang terkontaminasi kortisol di dalam rahim bisa berakibat negatif, antara lain meningkatkan risiko hiperaktif hingga kelainan mental. Oleh sebab itu, penting bagi ibu untuk menjaga kondisi psikis serta menghindari depresi pada saat kehamilan.

6. Stres

Terakhir, reaksi janin saat ibu menangis adalah stres. Jadi stres tidak hanya dialami oleh ibu saja, namun bayi juga bisa merasakan stres yang dirasakan oleh ibu. Beberapa tanda stres pada janin, antara lain:

  • Gerakan janin berkurang

    Janin yang stres dapat menyebabkan gerakannya berkurang. Jika hal ini dibiarkan, maka dapat menimbulkan risiko buruk yaitu bayi lahir mati. Untuk itulah, ibu perlu menghitung gerakan setiap harinya untuk memastikan kondisi janin baik-baik saja. Umumnya, janin akan bergerak minimal 20 kali dalam 24 jam atau 1 kali dalam 1 jam.
  • Pendarahan

    Stres pada janin juga menyebabkan pendarahan yang tentu beresiko besar untuk kehamilan dan bisa menyebabkan keguguran. Jadi segera waspada jika terdapat pendarahan pada kehamilan ya, Bu.
  • Penurunan detak jantung

    Selain gerakan janin berkurang serta pendarahan terjadi pada ibu, stres pada janin juga dapat menyebabkan penurunan detak jantung. Angka normal detak jantung janin adalah 120 hingga 160 detik setiap menit. Jika lebih atau kurang, ibu perlu waspada dan konsultasikan ke dokter segera ya.

Bolehkah Ibu Hamil Menangis?

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, sejatinya ibu hamil menangis karena perubahan hormon memang wajar. Namun tidak boleh terlalu sering. Cukup satu atau dua kali saja sebagai luapan emosional. Sebaliknya, jika menangis terus menerus yang disebabkan oleh stres, depresi, serta kecemasan tidak diperbolehkan. Hal ini dapat mengganggu tumbuh kembang janin serta kesehatan kehamilan.

Hubungan Antara Ibu dan Janin dalam Kehidupan Prenatal

Selama masa kehamilan, hubungan antara ibu dan janin sangat istimewa dan penting dalam pertumbuhan dan kesejahteraan janin. Yuk, kita bahas tentang bagaimana janin dapat merasakan ibu secara emosional. 

Saling Berbagi Emosi

Ibu bisa mengirimkan emosinya ke janin melalui hormon, sinyal kimia, dan bahasa tubuh. Jadi, ketika ibu merasa senang atau sedih, janin bisa merespons dengan merasakan perasaan yang sama.

Sensasi dari Ibu ke Janin

Janin bisa merasakan sentuhan perut ibu, mendengar suara-suara dari luar, dan merasakan getaran dari gerakan ibu. Semua rangsangan ini mempengaruhi perkembangan indra dan hubungan otak janin.

Merespons Suara

Janin bisa bereaksi terhadap suara-suara yang terdengar, misalnya suara ibu, musik, atau suara lingkungan sekitar. Mereka bisa merespons dengan gerakan tubuh atau detak jantung yang berubah. Wah, janin kita udah punya pengalaman mendengar, nih!

Belajar Mengatur Emosi

Janin juga belajar mengatur dan mengenali emosi sejak dalam kandungan. Mereka bisa merespons perubahan emosi ibu. Ini penting untuk perkembangan emosi dan kemampuan janin dalam menghadapi dunia setelah lahir.

Kekuatan Ikatan Ibu dan Janin

Hubungan prenatal ini juga membantu dalam proses bonding antara ibu dan janin. Interaksi yang penuh kasih sayang antara ibu dan janin bisa memperkuat ikatan emosional mereka sebelum lahir.

Cara Mengatasi Stres Saat Hamil

Lantas, bagaimana cara mengatasi stres saat hamil agar tidak berkepanjangan dan berdampak pada janin? Ibu dapat melakukan beberapa hal di bawah ini, sehingga tidak menimbulkan reaksi janin saat ibu menangis yang berdampak negatif.

  1. Lakukan pola hidup sehat dengan makan teratur dan bergizi
  2. Me time sesekali agar ibu merasa rileks dan bahagia
  3. Olahraga teratur
  4. Cukupi kebutuhan istirahat setiap harinya
  5. Pastikan ibu memiliki support system yang mendukung kehamilan
  6. Cari dan temukan apa yang menjadi pemicu stres
  7. Pilih kegiatan yoga dan meditasi
  8. Sharing dengan pasangan, orang tua, atau sahabat mengenai kehamilan atau hal lainnya
  9. Cari lebih banyak informasi mengenai kehamilan dan persalinan
  10. Siapkan rencana keuangan yang sudah matang dalam menghadapi persalinan
  11. Bicarakan dengan ahli jika terjadi stres dan depresi yang berkepanjangan

Baca juga:Persiapkan Emosi yang Positif untuk Kehamilan Sehat

Itulah beberapa reaksi janin saat ibu menangis serta dampaknya bagi kehamilan, persalinan, serta perkembangan janin sendiri. Karena memiliki dampak yang kurang baik, maka segera upayakan kebahagiaan dalam menyambut si kecil ya, Bu. Jangan sampai stres berlebihan justru membuat kehamilan menjadi bermasalah. Segera temui psikolog jika stres dan depresi berlebihan dan sulit dikondisikan.