Ciri-Ciri Stunting Bayi, Cara Mencegah dan mengatasinya

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Ciri-Ciri Stunting Bayi, Cara Mencegah dan mengatasinya

Sejak lahir, bayi membutuhkan asupan nutrisi yang cukup agar tidak mengalami stunting bayi. Pada usia 0 – 6 bulan, nutrisi didapatkan sepenuhnya dari ASI sang ibu. Barulah setelah memasuki usia 6 bulan lebih bayi dikenalkan dengan berbagai makanan pendamping ASI lainnya. Jika asupan nutrisi kurang, bayi bisa mengalami hambatan dalam proses tumbuh kembangnya atau biasanya disebut dengan stunting. Untuk lebih jelasnya apa itu stunting pada bayi, simak ulasan berikut ini, Bu!

Pengertian Stunting Bayi

Stunting adalah kegagalan dalam proses tumbuh dan kembang bayi. Kondisi ini biasa terjadi akibat kekurangan gizi atau asupan nutrisi dalam waktu yang cukup lama. Bayi yang mengalami stunting akan mengalami perlambatan dalam proses tumbuh baik fisik maupun otaknya. Kondisi ini biasanya akan membuat bayi lebih kecil dibandingkan bayi lainnya di usia yang sama.

Baca juga:Tahapan Perkembangan Bayi 9 Bulan dalam Kandungan

Menurut data dari Pemantauan Status Gizi (PSG), kasus stunting bayi di Indonesia masih cukup tinggi yaitu mencapai 29.6 persen. Padahal WHO sendiri telah menetapkan batasan kasus stunting pada bayi tidak boleh lebih dari 20 persen. Bayi yang baru lahir juga memiliki risiko mengalami stunting jika asupan nutrisi ibu saat hamil kurang terpenuhi. Untuk mencegah stunting bayi baru lahir, ibu hamil harus memperhatikan asupan nutrisinya.

Stunting pada bayi bisa terjadi karena berbagai faktor. Selain karena kekurangan gizi atau asupan nutrisi, faktor lingkungan, genetik dan hormonal juga bisa menyebabkan stunting pada bayi. Akan tetapi kasus paling sering terjadi adalah karena malnutrisi atau kekurangan gizi.

Ciri-Ciri Stunting pada Bayi

Tidak semua orang bisa mengetahui apakah bayinya mengalami stunting atau tidak khususnya pada saat baru lahir. Oleh sebab itulah, orang tua harus mengetahui ciri-ciri stunting pada bayi baru lahir agar bisa segera ditangani. Pasalnya jika stunting pada bayi belum tertangani, bisa menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan otak akan terganggu.

Stunting pada bayi yang baru lahir paling mudah dikenali dari ukuran fisiknya. Bayi yang terlahir dengan bobot terlalu kecil bisa jadi mengalami stunting. Kondisi bayi tersebut biasanya terjadi karena asupan nutrisi ibu saat hamil tidak terpenuhi dengan baik. Hal ini menyebabkan janin tidak bisa berkembang.

Selain lahir dengan kondisi fisik yang terlalu kecil, berikut beberapa ciri lain dari stunting bayi yang perlu Ibu ketahui :

  1. Pertumbuhan terhambat
  2. Bertubuh pendek
  3. Sering sakit
  4. Menurunnya kemampuan kognitif
  5. Tidak memiliki respon yang baik jika diajak berkomunikasi

Stunting juga dapat mengakibatkan kurangnya energi dan aktivitas fisik pada anak. Ketahui tentang dampak stunting selengkapnya di sini: Dampak Stunting pada Tumbuh Kembang Anak.

Jika bayi Ibu menunjukkan gejala dan ciri seperti di atas, ada baiknya segera lakukan konsultasi kepada dokter anak. Hal ini untuk memastikan kondisi sebenarnya yang terjadi pada bayi sehingga bisa segera dilakukan tindakan pencegahan. Dengan penanganan yang baik, stunting pada bayi bisa diatasi sehingga bayi bisa tumbuh dan berkembang secara optimal.

Cara Pencegahan Stunting pada Bayi

Kasus stunting bayi di Indonesia memang masih cukup tinggi. Hal ini harus menjadi perhatian, khususnya bagi ibu yang tengah hamil agar bisa mencegah bayi dengan kondisi stunting. Salah satu caranya adalah dengan memaksimalkan nutrisi ketika hamil sehingga bayi dalam kandungan bisa tumbuh dengan maksimal. Dengan begitu, bayi bisa lahir dengan normal dan tumbuh dengan baik. Agar terhindar dari risiko stunting pada bayi, ada beberapa cara pencegahan yang bisa ibu lakukan seperti berikut ini :

  1. Ibu harus melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin untuk mengetahui perkembangan janin dalam kandungan, jika ingin mencegah stunting bayi saat lahir.
  2. Penuhi nutrisi saat hamil dengan mengkonsumsi makanan sehat serta nutrisi lain yang dibutuhkan oleh bayi. Jika diperlukan, Ibu juga bisa mengkonsumsi susu hamil dan suplemen khusus untuk ibu hamil agar janin berkembang dengan baik.
  3. Hindari asap rokok dan tempat-tempat yang banyak mengandung polusi.
  4. Ketika bayi sudah lahir, sering konsultasi dengan dokter anak seperti normalkah panjang bayi baru lahir 47 cm, dan sebagainya.
  5. Lakukan imunisasi secara rutin.
  6. Pantau perkembangan bayi dari usia 0 – 12 bulan.
  7. Memberikan ASI eksklusif.

Setiap bayi yang baru lahir memang memiliki risiko terkena stunting. Akan tetapi hal ini bisa dicegah jika orang tua paham apa itu stunting dan penyebabnya. Dengan mengetahui hal tersebut, ibu bisa melakukan pencegahan bahkan saat bayi masih dalam kandungan. Dengan begitu, buah hati bisa lahir dengan normal dan sehat.

Cara pencegahan stunting bayi yang paling tepat adalah pada saat masih di dalam kandungan si ibu. Janin harus mendapatkan asupan nutrisi yang cukup jika ingin lahir tanpa risiko stunting atau kekurangan gizi. Pasalnya asupan nutrisi yang ibu konsumsi saat mempengaruhi tumbuh kembang janin dan juga akan berpengaruh ketika bayi sudah lahir ke dunia.

Setelah lahir, bayi juga harus mendapatkan ASI secara eksklusif untuk menghindari stunting bayi. Kandungan nutrisi yang tinggi pada ASI juga bisa menjadi obat untuk mengatasi bayi yang stunting. Namun pastikan, ibu juga mengkonsumsi makanan kaya gizi dan nutrisi agar ASI yang dihasilkan juga mampu memenuhi kebutuhan nutrisi untuk bayi. Setelah ibu sudah memastikan asupan gizi Ibu tercukupi selama masa menyusui. Ibu juga perlu memperhatikan posisi yang tepat saat menyusui, hal ini dapat mempengaruhi lancarnya pemberian ASI, dan kenyamanan bayi saat menyusui. Untuk lebih lengkapnya, Ibu bisa baca di artikel berikut ini: Inilah Posisi Menyusui Bayi Baru Lahir yang Aman dan Tepat

Cara Mengatasi Stunting Pada Bayi 

Stunting pada bayi memang bisa membuat pertumbuhannya menjadi terhambat. Akan tetapi, kondisi ini bisa diatasi dengan melakukan berbagai tindakan medis dan terapi sehingga Ibu tidak perlu terlalu khawatir. Bahkan pemerintah Indonesia telah memiliki program yang dikhususkan untuk mengatasi permasalahan stunting pada bayi. Salah satunya dengan menempelkan gambar balita stunting di Posyandu agar ibu hamil lebih peduli dengan kesehatan calon buah hatinya.

Bayi yang mengalami stunting bisa diatasi dengan beberapa tindakan. Beberapa di antaranya seperti berikut ini :

  1. Melakukan stimulasi dini perkembangan pada bayi, khususnya jika panjang badan lahir dan stunting sudah terdeteksi.
  2. Memberikan makanan tambahan yang mengandung tinggi nutrisi sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayi bisa lebih maksimal.
  3. Rutin memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi.
  4. Memberikan perawatan dan pelayanan kesehatan yang optimal.

Selain risiko stunting bayi, ancaman gangguan pertumbuhan ini juga bisa mengancam balita dan juga anak-anak. Untuk mengatasinya, sejak lahir bayi harus mendapatkan asupan nutrisi yang cukup. Kondisi ini bisa ibu lihat dari pertumbuhan tinggi badan stunting yang tidak maksimal atau berbeda dengan bayi pada usianya.

Baca juga:Perkembangan Bayi Usia 0 Sampai 6 Bulan

Itulah gambaran mengenai stunting bayi yang perlu ibu tahu. Stunting atau gangguan perkembangan bayi masih menjadi salah satu momok yang ditakuti oleh orang tua. Mengingat risiko stunting yang cukup tinggi, ibu hamil harus memperhatikan asupan nutrisi pada masa kehamilannya. Dengan memaksimalkan nutrisi saat hamil, ibu bisa mencegah terjadinya stunting bayi. Akan tetapi, jika mendapatkan bayi yang mengalami stunting, ibu tidak perlu putus asa karena ada cara untuk mengatasinya dan membuat bayi tumbuh sehat kembali. Maka dari itulah, penting bagi orang tua untuk mengetahui penyebab stunting dan pencegahannya agar buah hati bisa lahir dengan sehat dan tumbuh dengan optimal.