10 Ciri-ciri Hamil Anak Kembar yang Penting Untuk Diketahui

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

10 Ciri-ciri Hamil Anak Kembar yang Penting Untuk Diketahui

Selain bentuk tubuh yang lebih besar, ada ciri-ciri hamil anak kembar yang bisa Ibu perhatikan yaitu mual muntah lebih parah, mengalami kenaikan berat badan 15 hingga 17 kilogram, gerakan janin tidak terasa di awal kandungan, dan lain sebagainya. Cari tahu ciri lainnya beserta penjelasannya dalam ulasan berikut yuk.

  • Mual dan Muntah Lebih Parah

Mual dan muntah yang dirasakan oleh ibu yang sedang hamil kembar jauh lebih parah. Salah satu hal penyebab morning sickness yang berlebihan yaitu tingkat human chorionic gonadotropin (hormon HCG) pada kehamilan kembar lebih tinggi. Oleh karena itu, ibu yang mengandung bayi kembar akan lebih merasakan mual dan muntah saat trimester pertama.

Kebanyakan morning sickness dapat mereda saat usia kandungan memasuki 12 hingga 14 minggu kehamilan. Namun ada juga ibu hamil kembar yang merasakan morning sickness parah hingga jelang persalinan. Meskipun demikian, ada juga ibu hamil kembar tapi tidak mengalami mual muntah.

Ketahui lebih lanjut tentang penyebab dan cara mengatasi morning sickness dalam artikel berikut: Penyebab dan Cara Mencegah Morning Sickness

  • Bentuk Perut Lebih Besar

Ciri hamil anak kembar berikutnya adalah bentuk perut ibu yang lebih besar ketimbang hamil biasa. Umumnya, perut akan mulai membesar ketika masuk trimester kedua. Namun pada ibu yang mengandung anak kembar, perut sudah mulai membesar sejak awal kehamilan. Bahkan banyak ibu hamil bersalin lebih awal atau tidak sampai 40 minggu karena rahim yang terlalu besar.

  • Berat Badan Lebih dari Kehamilan Biasa

Ketika sedang hamil anak kembar, biasanya berat badan ibu akan lebih berat badan ibu hamil pada umumnya karena terdapat dua bayi, dua plasenta, serta cairan ketuban. Rata-rata kenaikan berat badan yang dialami adalah 12 kg bagi kehamilan tunggal dan 15 hingga 17 kg untuk kehamilan kembar. Hal ini membuat ibu memerlukan lebih banyak kalori saat hamil kembar. 

  • Mengalami Anemia dan Pendarahan

Meskipun tidak selalu, tetapi ibu yang hamil anak kembar lebih berisiko mengalami anemia atau kurang darah selama masa kehamilan. Hal ini dikarenakan zat besi dalam tubuh ibu harus dibagi dengan dua janin yang ada di perut. Oleh karena itu, ibu hamil memerlukan tambahan zat besi yang lebih banyak, baik dari makanan, susu khusus ibu hamil maupun suplemen.

Selain itu, ibu hamil kembar juga berisiko mengalami pendarahan pasca melahirkan. Umumnya, dokter akan mempersiapkan cadangan kantong darah guna meminimalisir resiko pendarahan pasca melahirkan yang terjadi pada ibu hamil.

  • Gerakan Bayi Tidak Terasa di Awal Mengandung

Saat mengandung bayi kembar, ibu tidak bisa merasakan gerakan ataupun tendangan dari bayi kembar. Gerakan-gerakan bayi kembar dapat dirasakan saat usia kehamilan 18 hingga 20 minggu. Namun ibu tak perlu cemas, karena hal tersebut wajar jika dirasakan oleh ibu yang mengandung bayi kembar.

  • Lebih Sering Muncul Bercak

Saat mengandung bayi kembar, adanya bercak selama trimester pertama merupakan hal yang tidak perlu dicemaskan. Asalkan bercak-bercak kecil itu tidak disertai dengan kram, keluarnya gumpalan-gumpalan, atau bahkan pendarahan yang banyak. Ketika hamil bayi kembar, munculnya bercak ini kemungkinan besar akan menjadi lebih sering. Namun ibu perlu waspada ketika muncul bercak yang muncul bersamaan dengan sakit atau kram perut hebat.

  • Lebih Sering Lelah

Ciri-ciri hamil anak kembar berikutnya adalah rasa lelah yang dirasakan oleh ibu hamil dari awal hingga akhir kehamilan. Dibandingkan dengan hamil biasa, ibu yang mengandung bayi kembar akan merasakan rasa lelah yang lebih. Hal ini dikarenakan tubuh ibu yang harus menopang lebih dari satu janin di dalam kandungan. Selain itu, ibu juga akan mengalami sakit pada bagian punggung yang muncul lebih awal dengan rasa lebih menyakitkan.

  • Terjadi Pada Usia 30 Sampai 40 tahun

Mungkin ibu pernah mendengar jika semakin tua seorang wanita, maka akan semakin sulit untuk hamil. Namun, sebenarnya usia lanjut bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan kembar. Setelah ibu memasuki usia 25 tahun atau usia berkisar 30 hingga 40-an, siklus ovulasi sudah mulai tidak teratur. Kemungkinan besar ibu akan berovulasi dua folikel pada waktu yang bersamaan, sehingga sangat memungkinkan mengalami kehamilan kembar. Selain usia, faktor genetik, keturunan, serta program hamil kembar juga dapat menjadi penyebab hamil kembar.

  • Memerlukan Asam Folat Lebih Banyak

Ibu yang hamil kembar, mungkin membutuhkan lebih banyak asam folat guna membantu mencegah cacat lahir. Maka dari itu, cukupilah 600 mikrogram asam folat per hari untuk kehamilan ibu. Asam folat dikenal bisa mengurangi risiko cacat lahir. Jadi selain zat besi yang lebih banyak, dokter akan meresepkan suplemen asam folat dalam dosis yang lebih besar untuk ibu hamil anak kembar. Selain itu, ibu dapat memperoleh asupan asam folat dari berbagai makanan seperti bayam, hati, apel, serta susu hamil.

  • Konsultasi dengan Dokter Kandungan Lebih Intens 

Kehamilan kembar memerlukan pemantauan lebih daripada kehamilan tunggal. Dokter kandungan akan memeriksa lebih intens, hal ini berhubungan dengan kesehatan janin ibu. Nutrisi yang diperoleh janin akan terbagi satu sama lainnya, sehingga sangat penting untuk mengetahui kecukupan nutrisinya guna mendukung perkembangan janin ibu.

Risiko Hamil Kembar

Ibu juga perlu memperhatikan resiko-resiko yang bisa terjadi saat hamil anak kembar. Namun jangan takut berlebihan ya, justru dengan mengetahui resikonya sedini mungkin, Ibu bisa lebih waspada dan berhati untuk menjaga kesehatan diri dan janin. 

  • Preeklampsia

Preeklampsia merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi serta adanya protein di dalam urin. Ibu hamil kembar memiliki risiko lebih terhadap kondisi ini yang umumnya memiliki gejala seperti pembengkakan tubuh, gangguan penglihatan, serta sesak napas.

  • Diabetes Gestasional

Risiko hamil kembar berikutnya adalah diabetes gestasional yang terjadi karena tubuh tidak mampu menghasilkan insulin dalam jumlah cukup. Risiko ini menjadi lebih besar hingga 4-10%.

  • Twin to Twin Transfusion Syndrome (TTTS)

Berikutnya, ibu hamil kembar juga perlu waspada dengan kondisi Twin to Twin Transfusion Syndrome (TTTS) yang menyebabkan salah satu bayi mendapat asupan lebih namun bayi yang lain kekurangan nutrisi. Biasanya TTTS terjadi pada kehamilan kembar identik dengan satu kantong atau satu plasenta. Kondisi ini cukup berbahaya, bahkan mengancam nyawa salah satu bayi yang tidak mendapatkan cukup asupan.

Mengingat ciri-ciri serta resiko hamil kembar yang lebih banyak dan berat dibandingkan dengan hamil biasa, ibu perlu rajin berkonsultasi dengan dokter selama masa kehamilan. Sampaikan keluhan apa saja yang terjadi sehingga dokter dapat melakukan pemeriksaan serta penanganan yang tepat untuk kondisi ibu. Tanamkan pikiran positif bahwa ibu bisa melalui kehamilan kembar ini dengan baik dan selamat. Selain itu, saat sedang hamil kembar, sangat disarankan untuk mengetahui cara menyusui bayi kembar agar tidak repot.